FILSAFAT
ILMU
(Bagus Syarifuddin - STKIP
Qomaruddin)
Filsafat merupakan
induk dari ilmu pengetahuan. Istilah filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun
yang lalu pada masa Yunani Kuno. Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa
Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philien:
cinta dan sophia: kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti
cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan. Pecinta
kebijaksanaan dalam arti hakikat atau tahu secara mendalam.
Pengertian filsafat
secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat
sesuai dengan kecenderungan pemikirannya masing-masing. Namun dari banyak
pengertian itu, bisa dijelaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki dan memikirkan sesuatu secara mendalam, sungguh-sungguh serta
radikal sehingga mencapai hakikat situasi tersebut[1].
Filsafat ilmu merupakan
cabang dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu.
Filsafat ilmu berusaha untuk menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan
bagaimana suatu konsep dan pernyataan disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu tersebut dapat menjelaskan, memperkirakan
serta memanfaatkan alam melalui
teknologi[2].
Obyek material filsafat
ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun
secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Ada tiga hal yang paling
menonjol yaitu, alam, dunia dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia
(antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi) dan filsafat tentang
akhirat/ketuhanan (teologi)[3].
Obyek formal filsafat
ilmu adalah sudut pandang dari mana sang subyek menelaah obyek tersebut.
Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan ilmu pengetahuan, yakni landasan
ontologis, epistimologis dan aksiologis. Obyek formal filsafal ilmu merupakan
sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu[4].
Revolusi ilmu pengetahuan
merupakan ancaman dengan kemungkinan munculnya akibat fatal bagi kehidupan
kemanusiaan à
munculnya sikap optimis dan pesimis disamping sisi positifnya. Perkembangan
ilmu pengetahuan begitu terspesifikasi dengan masing-masing disiplin ilmu yang
sempit. à
menimbulkan masalah baru, kenyataan pemecahan masalah menyangkut dan berdampak
pada masalah lain. Filsafat ilmu dengan cakupan bahasannya yang merupakan tiang
penyangga eksistensi ilmu yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi
memungkinkan adanya keterjalinan antarcabang ilmu[5].
0 komentar:
Posting Komentar