Senin, November 03, 2014

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT



SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
BAGUS SYARIFUDDIN – Pendidikan Bahasa Inggris

Pada awal perkembangan ilmu pengetahuan, yakni pada zaman Yunani Kuno, filsafat diidentikkan dengan ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah antara pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dipisah. Sehingga semua pemikiran manusia yang muncul pada zaman itu disebut filsafat.
Pada abad pertengahan, filsafat identik dengan agama, sehingga pemikiran filsafat pada masa itu menjadi satu dengan dogma gereja.
Pada abad ke-15 muncullah rennaisance yang kemudian disusul oleh Aufklaerung pada abad ke-18 yang membawa perubahan pandangan filsafat. Pada masa ini filsafat memisahkan diri dari agama. Sehingga membuat orang berani bertanya tanpa perasaan takut akan dikenai hukuman oleh pihak gereja.
Filsafat zaman modern masih tetap sekuler seperti zaman rennaisance. Namun yang membedakan adalah pada zaman ini ilmu pengetahuan berpisah dari filsafat dan mulai berkembang menjadi beberapa cabang yang terjadi dengan cepat. Bahkan pada abad ke-20 ilmu pengetahuan mulai berkembang menjadi berbagai spesialisasi dan sub-spesialisasi.
Ilmu pengetahuan awalnya merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga diciptakan untuk membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Pada abad ke-20 dan menjelang abad ke-21 ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang substansif yang menguasasai kehidupan manusia. Namun tidak hanya itu, ilmu pengetahuan berkembang pesat juga telah menimbulkan krisis kemanusiaan dalam kehidupan. Hal ini didorong oleh kecenderungan pemecahan masalah yang bersifat sektoral. Salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan m empelajari perkembangan pemikiran filsafat.
Perkembangan filsafat barat dibagai menjadi beberapa periodesasi yang didasarkan ciri yang dominan pada zaman tersebut. Antara lain:
1.      Zaman Yunani Kuno (Abad 6 SM – 6 M)
Ciri pemikirannya bersifat kosmosentris, yakni mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya.
2.      Zaman Pertengahan (Abad 6 – 16 M)
Ciri pemikirannya adalah teosentris yang menggunakan filsafat untuk memperkuat dogma agama kristiani.
3.      Zaman Rennaisance (Abad 14 – 16 M)
Perhatiannya lebih besar terhadap seni, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi
4.      Zaman Modern (Abad 17 – 19 M)
Filsafat pada zaman ini bercorak antroposentris yang menjadikan manusia sebagai pusat perhatian filsafati.
5.      Zaman Kontemporer (Abad 20 dan seterusnya)
Pokok pemikirannya dikenal dengan istilah logosentris yakni teks yang menjadi tema sentral diskursus para filosof.

LANDASAN FILSAFAT



LANDASAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS
BAGUS SYARIFUDDIN – Pendidikan Bahasa Inggris

Filsafat terdiri dari tiga cabang, yaitu: ontologi, epistimologi dan aksiologi. Namun, ketiganya meruapakan satu kesatuan.
1.      Ontologi membicarakan hakikat segala sesuatu. Ini berupa pengetahuan tentang hakikat sesuatu.
2.      Epistemologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan.
3.      Aksiologi membicarakan kegunaan manfaat pengetahuan itu

Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan-lapangan penyelidikan filsafat yang paling kuno. Awal mula alam pikiran barat sudah menunjukkan munculnya perenungan di bidang ontology. Penemunya adalah filsuf Yunani Kuno bernama Thales.
Usaha pertama untuk memahami ontology adalah menyusun daftar dan memberikan keterangan mengenai sejumlah istilah dasar. Istilah-istilah tersebut adalah: yang ada (being), kenyataan (reality), eksistensi (existency), perubahan (change), tunggal (one), dan jamak (many).
Kita harus merumuskan sejumlah pernyataan mengenai kenyataan bahwa:
1.      Kenyataan bersifat kealaman (naturalisme)
2.      Kenyataan bersifat benda mati (materealisme)
3.      Kenyataan bersifat kerohanian (idealisme)
4.      Yang sungguh ada kecuali Tuhan dan malaikat berupa bahan dan bentuk (hylomorfisme)
5.      Segenap pernyataan mengenai kenyataan tidak mengandung makna (empiris logis).

Epistemologi adalah cara atau metode untuk memperoleh pengetahuan atau menggambarkan cara bekerjanya penelitian untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
Di dunia ini terdapat banyak cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang khusus, seperti ekonomi, estetika, etika, filsafat agama dan dan epistemologi. Epistemologi bersangkutan dengan masalah kebenaran. Etika bersangkutan dengan masalah kebaikan (dalam arti kesusilaan) dan estetika bersangkutan dengan masalah keindahan.

FILSAFAT ILMU



FILSAFAT ILMU
(Bagus Syarifuddin - STKIP Qomaruddin)

Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Istilah filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun yang lalu pada masa Yunani Kuno. Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philien: cinta dan sophia: kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan. Pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat atau tahu secara mendalam.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikirannya masing-masing. Namun dari banyak pengertian itu, bisa dijelaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan sesuatu secara mendalam, sungguh-sungguh serta radikal sehingga mencapai hakikat situasi tersebut[1].
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu berusaha untuk menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu tersebut dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam  melalui teknologi[2].
Obyek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Ada tiga hal yang paling menonjol yaitu, alam, dunia dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi) dan filsafat tentang akhirat/ketuhanan (teologi)[3].
Obyek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang dari mana sang subyek menelaah obyek tersebut. Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologis, epistimologis dan aksiologis. Obyek formal filsafal ilmu merupakan sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu[4].
Revolusi ilmu pengetahuan merupakan ancaman dengan kemungkinan munculnya akibat fatal bagi kehidupan kemanusiaan à munculnya sikap optimis dan pesimis disamping sisi positifnya. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu terspesifikasi dengan masing-masing disiplin ilmu yang sempit. à menimbulkan masalah baru, kenyataan pemecahan masalah menyangkut dan berdampak pada masalah lain. Filsafat ilmu dengan cakupan bahasannya yang merupakan tiang penyangga eksistensi ilmu yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi memungkinkan adanya keterjalinan antarcabang ilmu[5].


[1] Pudjo Sumedi AS., Drs., M.Ed. 2008. Pengertian Filsafat
[2] Wikipedia
[3] Rio Hartanto. 2011. Objek Formal dan Objek Material Filsafat Ilmu
[4] idem
[5] Dr. H. Widi Hidayat & Prof. Dr. Hj. Tri Ratnawati. 2013. Filsafat Ilmu & Logika Sains